NERACA PEMBAYARAN INDONESIA (PERIODE 2010-2014)
Dosen: Antoni, SE., MM
Kelas 1EB17
Kelompok 4
Harits Abdillah H (23216223)
Indah Sari (23216496)
Jan Piter Steven (23216669)
Lestari Setia R (24216029)
Loucianna Sianturi (24216096)
PROGAM STUDI PEREKONOMIAN INDONESIA
FAKULTAS EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2017
ABSTRAK
NERACA
PEMBAYARAN INDONESIA DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (PERIODE 2010-2014)
Neraca
pembayaran yaitu catatan yang sistematis tentang transaksi ekonomi
internasional antara penduduk
suatu negara dengan penduduk negara lainnya dalam jangka waktu tertentu. Perkembangan neraca pembayaran
memiliki keterkaitan yang erat dengan perkembangan sektor riil, fiskal, dan
moneter.
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Perekonomian Indonesia dan mengetahui Neraca Pemabayaran dalam negeri
selama periode 2010-2014 serta menjabarkan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
kemajuan neraca pemabayaran Indonesia (NPI). Metode yang digunakan dalam
penulisan ini adalah metode tinjauan teori dari berbagai
sumber internet.
Kata
Kunci:Neraca Pembayaran, Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kemajuan
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI)
PENDAHULUAN
Pada era saat ini, setiap negara pasti ingin
menjadi suatu negara yang memiliki tingkat keuangan yang tinggi. Untuk
memajukan tingkat keuangan suatu negara, pemerintahannya pasti membutuhkan
informasi-informasi yang dapat menunjang hal itu. Informasi-informasi tersebut
seperti tentang posisi keuangan Negara tersebut sampai kegiatan-kegiatan
ekonomi yang menghubungkan antar Negara. Oleh karena sangat diperlukannya
informasi-informasi tersebut, maka setiap pemerintahan di suatu Negara membuat
suatu iktisar yang memuat banyak informasi keuangan yang disebut Neraca
Pembayaran.
Neraca
pembayaran merupakan suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi antara
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama
jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Neraca pembayaran mencakup
pembelian dan penjualan barang dan jasa, hibah dari individu dan pemerintah asing, dan transaksi finansial.
Umumnya neraca pembayaran terbagi atas neraca transaksi berjalan dan neraca
lalu lintas modal dan finansial, dan item-item finansial.
Tujuan
utama neraca pembayaran yaitu untuk memberikan informasi kepada pemerintah
tentang posisi keuangannya, khususnya yang terkait dengan hasil praktek
hubungan ekonomi dengan negara lain. Neraca pembayaran juga dapat membantu
dalam pengambilan keputusan bidang moneter, fiskal, perdagangan dan pembayaran
internasional.
Dalam perencanaan dan pelaksanaan kebijaksanaan neraca
pembayaran perlu dipegang dengan teguh seluruh asas nasional, terutama asas
kemandirian, yaitu bahwa pembangunan nasional berlandaskan pada kepercayaan
akan kemampuan dan kekuatan sendiri, serta bersendikan kepada kepribadian
bangsa. Untuk itu, seluruh sumber kekuatan nasional, baik yang efektif maupun
potensial, didayagunakan dan dilaksanakan dengan memperhatikan seluruh faktor
dominan yang dapat mempengaruhi lancarnya pencapaian sasaran pembangunan.
LANDASAN
TEORI
Definisi Neraca Pembayaran
Neraca
pembayaran adalah suatu pembukuan yang menunjukkan aliran pembayaran yang
dilakukan dari negara-negara lain ke dalam negeri, dan dari dalam negeri ke
negara-negara lain. Dua neraca penting dalam suatu neraca pembayaran adalah
neraca perdagangan dan neraca keseluruhan. Neraca perdagangan menunjukkan
perimbangan di antara ekspor dan impor. Sedangkan neraca keseluruhan
menunjukkan perimbangan di antara keseluruhan aliran pembayaran ke luar negeri
dan keseluruhan aliran penerimaan dari luar negeri.
Neraca
pembayaran memberikan beberapa informasi penting mengenai hubungan ekonomi di
antara satu negara dengan negara-negara asing. Neraca pembayaran akan
memberikan informasi mengenai nilai dan perkembangan ekspor dan impor. Ekspor
dan impor adalah kegiatan yang selalu dilakukan setiap negara dan sampai di
mana peranan kegiatan tersebut dalam perekonomian dapat diamati dari
perkembangan neraca pembayaran. Defisit dalam neraca pembayaran, yang
disebabkan oleh impor yang melebihi ekspor, mengurangi tingkat kegiatan ekonomi
di dalam negeri dan masalah pengangguran yang lebih serius akan dihadapi.
Masalah lain yang mungkin timbul adalah kehilangan kepercayaan orang terhadap
prospek ekonomi negara akan
mengalir ke luar dan modal luar negeri tidak akan ditanam di negara tersebut.
Keadaan seperti ini dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi di masa depat.
Akibat-akibat buruk seperti ini menyebabkan berbagai negara berusaha untuk
menghindari masalah defisit dalam neraca pembayaran.
Seterusnya
neraca pembayaran menunjukkan pula pertimbangan mutasi-mutasi keuangan dari
satu negara ke negara-negara lain. Pertimbangan ini dinamakan neraca
keseluruhan. Neraca pembayaran mengukur transaksi ekonomi yang terjadi
antar-negara baik barang maupun jasa, baik asset riil maupun reset finanisal,
ataupun pembayaran transfer karena neraca ini mencerminkan volume transaksi
yang terjadi selama periode waktu tertentu, biasanya satu tahun, maka neraca
pembayaran mengukur aliran atau flow.
Neraca
pembayaran disusun sesuai prinsip double
entry bookkeeping, yaitu
pembukuan ke salah satu sisi neraca disebut debit, pembukuan ke sisi yang satunya
disebut kredit. Seperti akan kita lihat, neraca
pembayaran tersusun atas beberapa rekening; defisit dalam satu atau beberapa
rekening harus diimbangi dengan surplus pada rekening yang lain. Jadi, debit
total harus seimbang atau sama dengan kredit total, sehingga sesuai dengan
istilah balance atau neraca.
Neraca pembayaran memberikan perbandingan dalam periode waktu tertentu, satu
tahun misalnya, antara pembayaran memberikan ke luar atau outflow keluar negeri yang dibukukan
sebagai debit, yang dibukukan sebagai kredit. Bagian selanjutnya akan
menggambarkan rekening utama dalam neraca pembayaran.
Ciri-ciri Neraca Pembayaran
Sebagai suatu neraca pembukuan,
neraca pembayaran dapat dibedakan kepada dua bagian: passive dan aktiva. Dalam
bagian passive di catat transaksi-transaksi yang menyebabkan negara itu
melakukan pembayaran ke negara-negara lain. Dan dalam bagian aktiva dicatatkan
transaksi-transakit yang menyebabkan negara itu menerima pembayaran dari negara
lain. Selanjutnya suatu neraca pembayaran dibedakan pula menjadi dua jenis
pembukuan, yaitu transaki berjalan atau current account dan lalu lintas modal
atau capital account.
1. Transaksi berjalan. Dalam transaksi
berjalan atau current account dicatat transaksi-transaksi
berikut:
a. Ekspor dan impor barang-barang. Ia
dinamakan juga dengan istilah perdagangan nyata.
Transaksi ini meliputi hasil-hasil
sector pertanian, barang-barang produksi industri, neraca (yaitu perbedaan di
antara ekspor dan impor) dari perdagangan tampak yaitu perdagangan dalam
barang-barang tampak dinamakan neraca perdagangan. Apabila nilai neraca itu
positif berarti ekspor barang melebihi impornya. Sebaliknya apabila negatif
maka impor barang melebihi ekspornya.
b.
Ekspor
dan impor jasa-jasa. Transaksi ini dikenal sebagai perdagangan tak nyata. Yang
termasuk dalam golongan ini adalah transaksi-transaksi dalam kegiatan
pengangkutan, kegiatan perjanalan luar negeri, pendapatan dari investasi modal,
dan beberapa kegiatan jasa lainnya. Nilai neraca suatu negara positif bila neraca tersebut lebih
banyak menjual jasa-jasanya ke luar negeri dan membelinya dari negara-negara
lain. Nilanya negatif bila negara itu lebih banyak membeli jasa
pihak-pihak luar dan menjual jasanya ke luar negeri.
c.
Pembayaran
pindahan atau transfer onilateral
Transaksi ini meliputi pembayaran
dimana penerimanya tidak perlu membayar dalam bentuk uang atau jasa.
Contoh: bantuan bahan makanan
Amerika Serikat ke penderita kelaparan di Aprika. Mengirimkan uang untuk
membiayai perbelanjaan anak-anak bersekolah di luar negara merupakan contoh
lainnya.
2.
Lalu
lintas modal. Neraca lalu lintas modal atau Capital account mencatat
dua golongan transaksi:
a.
Aliran modal pemerintah. Ini biasanya berupa pinjaman dan
bantuan dari negara-negara asing yang diberikan kepada pemerintah atau
badan-badan pemerintah. Misalnya pinjaman untuk membangun irigasi termasuk
dalam golongan transaksi ini.
b.
Aliran modal swasta Ia dibedakan dalam tiga jenis,
yaitu investasi langsung, investasi portfolio dan amortasi.
Investasi langsung adalah investasi
untuk mengembangkan perusahaan-perusahaan.
Investasi portfolio adalah investasi
dalam bentuk membeli saham-saham di negara lain. Amortisasi adalah pembelian
kembali saham-saham atau kekayaan lain yang pada masa lalu telah dijual kepada
penduduk negara-negara lain.
Susunan
Neraca Pembayaran
Susunan neraca pembayaran di bedakan menjadi 3 golongan mutasi
keuangan, yaitu:
a. Transaksi berjalan
Memberikan gambaran tentang nilai transaksi yang diakibatkan
oleh kegiatan perdagangan barang dan jasa. Dengan demikian data yang di
tunjukkan menggambarkan nilai barang (seperti karet, minyak, hasil industri
manufaktur) dan jasa (seperti pelancongan) yang di perdagangkan.
b. Transaksi modal
Transaksi ini dibedakan menjadi dua kelompok nilai neto
aliran modal kepada pemerintah dan nilai neto aliran swasta.
c. Selisih perhitungan
Nilai
selisih perhitungan meningkat dari US$ 701 juga menjadi lebih dari US$ 3,8
milyar. Pertambahan ini menggambarkan aliran modal yang tak dicatat semakin
meningkat.
PEMBAHASAN
NERACA
PEMBAYARAN INDONESIA TAHUN 2010
Untuk keseluruhan 2010, NPI mencatat surplus USD30,3 miliar, jauh lebih besar dari surplus NPI tahun sebelumnya (USD12,5 miliar). Penyumbang surplus terbesar berasal dari surplus transaksi modal dan keuangan yang tinggi mencapai USD26,2 miliar, terutama dalam bentuk arus modal masuk investasi langsung (PMA) dan investasi portfolio. Meskipun secara tahunan meningkat cukup pesat, investasi portofolio sempat mengalami arus keluar pada bulan Mei, November, dan Desember akibat imbas dari krisis yang terjadi di Eropa. Sementara itu, transaksi berjalan mengalami surplus USD6,3 miliar, menurun dari surplus tahun sebelumnya (USD10,2 miliar).
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TAHUN 2010
·
Proses
perbaikan ekonomi dunia, terutama mitra dagang utama Indonesia, yang terus
berjalan menyebabkan ekspor nonmigas terus meningkat. China dan India masih
mencatatkan pertumbuhan ekonomi tertinggi di antara mitra dagang utama
Indonesia sehingga memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan ekspor
nonmigas Indonesia, khususnya komoditas berbasis SDA. Sementara itu,
perekonomian Amerika Serikat dan Jepang yang tumbuh lebih baik dari perkiraan
semula juga menambah dorongan penguatan kinerja ekspor lebih lanjut.
·
Permintaan
dunia yang semakin tumbuh pesat dan adanya kendala faktor perubahan cuaca yang
ekstrim menyebabkan gangguan pasokan sehingga harga beberapa komoditas utama
ekspor Indonesia, seperti CPO, tembaga, dan karet, mengalami kenaikan tajam.
·
Produksi
minyak Indonesia selama kurun waktu Tw. IV-2010 mencapai 0,912 juta barel per
hari (bpd), lebih rendah dari triwulan sebelumnya (0,950 juta bpd). Kendala
natural declining pada sumur-sumur minyak tua dan kerusakan pipa gas yang
digunakan dalam proses produksi minyak di Riau adalah beberapa faktor penyebab
penurunan kinerja tersebut. Penurunan produksi minyak tersebut, di tengah
konsumsi BBM yang relatif tinggi, menyebabkan kebutuhan impor minyak meningkat.
Sejalan dengan status Indonesia sebagai net oil importer, harga minyak yang
meningkat dari rata-rata USD73,8/barel menjadi USD84,9/barel ikut memberikan
andil terhadap kenaikan defisit neraca perdagangan minyak.
·
Membaiknya
kondisi makroekonomi Indonesia yang disertai dengan nilai tukar yang cenderung
stabil (Rp8.963/USD) dan suku bunga acuan (BI Rate: 6,5%) yang masih menarik
menyebabkan investasi di Indonesia menjadi relatif menarik dibandingkan negara
berkembang. Kondisi ini menjadi salah satu pendorong derasnya arus masuk modal
asing dalam bentuk investasi portofolio.
NERACA
PEMBAYARAN INDONESIA TAHUN 2011
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) untuk keseluruhan tahun 2011 mengalami surplus sebesar $11,9 miliar. Transaksi berjalan dan transaksi modal dan keuangan masing-masing memberikan kontribusi surplus sebesar $2,1 miliar dan $14,0 miliar. Surplus transaksi berjalan ditopang oleh kinerja ekspor yang masih mampu tumbuh cukup tinggi kendati dihadapkan pada permintaan dunia yang melemah. Sementara itu, surplus transaksi modal dan keuangan didukung oleh arus masuk investasi langsung asing (PMA) dan penarikan utang luar negeri sektor swasta yang meningkat seiring iklim investasi yang kondusif dan kestabilan makroekonomi yang terjaga. Dengan perkembangan tersebut, jumlah cadangan devisa bertambah dari $96,2 miliar pada akhir 2010 menjadi $110,1 miliar pada akhir 2011 atau setara dengan 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TAHUN 2011
·
Pertumbuhan
ekonomi Tw. IV-2011 yang cukup tinggi mencapai 6,5%, didukung oleh pertumbuhan
konsumsi rumah tangga dan investasi yang masing-masing tumbuh sebesar 4,9% dan
11,5%. Perkembangan permintaan domestik ini mendorong impor nonmigas tumbuh
tinggi (20,4%; y.o.y);
·
Penurunan
harga komoditas dan perlambatan ekonomi dunia yang lebih dalam menyebabkan
kinerja ekspor nonmigas melambat (10,0%; y.o.y);
·
Peningkatan
permintaan gas (khususnya LNG) untuk kebutuhan domestik, sementara di sisi lain
terjadi penurunan produksi gas akibat natural declining kilang tua (Bontang dan
Arun) yang belum dapat tertutupi dengan hasil peningkatan eksplorasi gas
Tangguh, menyebabkan ekspor gas menurun;
·
Kuatnya
fundamental ekonomi domestik dan prospek ekonomi yang baik mendorong arus masuk
modal investasi langsung tetap tinggi dan mendominasi struktur neraca finansial
dalam NPI;
·
Kestabilan
pasar keuangan domestik dengan imbal hasil yang masih menarik mendorong
investasi portofolio asing kembali masuk ke Indonesia sehingga mengurangi
tekanan defisit transaksi finansial, meskipun ketidakpastian penyelesaian
krisis utang di Eropa dan pelemahan ekonomi Amerika Serikat masih berlangsung
NERACA
PEMBAYARAN INDONESIA TAHUN 2012
Untuk keseluruhan 2012, NPI mencatat surplus sebesar
US$0,2 miliar. Pertumbuhan permintaan dunia yang melambat dan harga komoditas
ekspor yang menurun tajam, di tengah permintaan domestik yang masih kuat dan
konsumsi BBM yang meningkat, menyebabkan surplus neraca perdagangan nonmigas
menyusut dan defisit neraca perdagangan migas melebar. Akibatnya, pada tahun
2012 transaksi berjalan mengalami defisit sekitar 2,7% dari PDB. Namun, defisit
transaksi berjalan ini dapat diimbangi oleh surplus transaksi modal dan
finansial yang meningkat pesat dibandingkan tahun sebelumnya sehingga NPI masih
mengalami surplus sebesar US$0,2 miliar dan cadangan devisa dapat dipertahankan
pada tingkat relatif aman. Kenaikan surplus transaksi modal dan finansial
tersebut bukan hanya berasal dari investasi portofolio, tetapi juga berupa
investasi PMA, dan didukung pula oleh semakin besarnya porsi devisa hasil
ekspor yang diterima melalui perbankan domestik. Keberhasilan dalam
meningkatkan arus masuk investasi asing dan mengendalikan defisit transaksi
berjalan sehingga tidak melebihi 3,0% dari PDB tersebut tidak terlepas dari
serangkaian kebijakan yang telah dikeluarkan oleh Bank Indonesia dan
Pemerintah, baik dari sisi moneter, makroprudensial, dan pengelolaan nilai
tukar, maupun dari sisi pengelolaan fiskal dan perbaikan iklim investasi.
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TAHUN 2012
·
Pertumbuhan
ekonomi Tw. I-2012 yang masih cukup tinggi mencapai 6,3%, didukung oleh
pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan investasi yang masing-masing tumbuh
sebesar 4,9% dan 9,9%. Cukup tingginya pertumbuhan permintaan domestik tersebut
mendorong pertumbuhan impor nonmigas (f.o.b) mencapai 19,1%, y.o.y;
·
Perlambatan
ekonomi dunia dan penurunan harga komoditas yang lebih dalam menyebabkan
kinerja ekspor nonmigas melambat menjadi 3,6%, y.o.y;
·
Produksi
minyak, karena beberapa kendala teknis, hanya mencapai 865 ribu barel per hari,
jauh di bawah level triwulan sebelumnya dan target APBN-P 2012. Di sisi lain,
tingginya kebutuhan BBM dalam negeri di tengah peningkatan harga minyak
internasional memicu impor minyak menjadi lebih tinggi;
·
Persepsi
pasar yang positif terhadap perekonomian domestik menarik masuknya investasi
portofolio asing, terutama pada instrumen surat berharga berdenominasi valuta
asing;
·
Iklim
investasi yang kondusif dan kestabilan makroekonomi yang terjaga mendorong arus
masuk investasi langsung asing dan penarikan pinjaman luar negeri korporasi
tetap tinggi.
NERACA
PEMBAYARAN INDONESIA TAHUN 2013
Untuk keseluruhan 2013, NPI mencatat surplus sebesar
US$4,4 miliar. Perbaikan NPI pada akhir 2013 ditopang defisit transaksi
berjalan yang menurun cukup tajam menjadibUSD4,0 miliar (1,98% PDB). Surplus
NPI pada akhir tahun 2013 juga ditopang oleh peningkatan surplus transaksi
modal dan finansial yang mencapai USD9,2 miliar. Surplus NPI pada akhir tahun
2013 pada gilirannya mendorong kenaikan cadangan devisa dari USD95,7 miliar
pada pertengahan 2013 menjadi USD 99,4 miliar pada Desember 2013, atau setara
5,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah. Kinerja NPI yang
kembali mencatat surplus tersebut tidak terlepas dari kontribusi positif bauran
kebijakan yang telah dilakukan BI bersama dengan pemerintah dalam menurunkan
defisit transaksi berjalan dan memperkuat ketahanan sektor eksternal.
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TAHUN 2013
·
Naiknya
surplus neraca perdagangan barang, yang bersumber dari bertambahnya surplus
neraca perdagangan nonmigas dan menyempitnya defisit neraca perdagangan migas.
Surplus neraca perdangan nonmigas meningkat karena ekspor nonmigas kembali
tumbuh positif (3,8%, yoy) didukung kenaikan ekspor manufaktur sejalan meningkatnya
permintaan dari AS dan Jepang
·
Nilai
tukar rupiah yang cukup kompetitif dari koreksi harga komoditas yang semakin
terbatas, disamping itu didorong pula oleh peningkatan ekspor sumber daya alam
terkait dengan antisipasi pemberlakuan UU Minerba
·
Melambatnya
pertumbuhan ekonomi dunia dan turunnya harga komoditas global yang kemudian
berdampak pada penurunan ekspor Indonesia yang banyak berbasih sumber daya
alam, membuat NPI keseluruhan tahun 2013 mencatat defisit USD7,3 miliar stelah
sebelumnya USD0,2 miliar pada tahun 2012.
·
Belum
kuatnya kapasitas produksi domestik dalam memenuhi kebutuhan bahan baku dan
barang modal serta kebijakan bauran energi nasional yang belum optimal membuat
Defisit pada transaksi berjalan
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TAHUN 2014
Secara keseluruhan tahun, kinerja NPI 2014 mencatat
perbaikan signifikan didukung oleh keberhasilan sinergi kebijakan stabilisasi
yang ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah. NPI 2014 mencatat surplus US$15,2
miliar setelah sebelumnya mengalami defisit US$7,3 miliar pada 2013. Perbaikan
tersebut ditopang oleh menyusutnya defisit transaksi berjalan dan meningkatnya
surplus transaksi modal dan finansial. Defisit transaksi berjalan menurun
menjadi US$26,2 miliar (2,95% PDB) dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai
US$29,1 miliar (3,18% PDB). Perbaikan kinerja tersebut terutama dipengaruhi
oleh menurunnya impor akibat melemahnya permintaan domestik sebagai dampak dari
moderasi pertumbuhan ekonomi. Dari sisi ekspor, meskipun ekspor secara
keseluruhan menurun, ekspor manufaktur yang membaik, sejalan dengan
berlanjutnya pemulihan ekonomi AS, juga turut membantu perbaikan kinerja
tersebut. Selain itu, menyusutnya defisit neraca jasa dan meningkatnya surplus
neraca pendapatan sekunder turut berkontribusi terhadap perbaikan kinerja
transaksi berjalan. Pada sisi lain, surplus transaksi modal dan finansial tahun
2014 mencapai US$43,6 miliar, dari sebelumnya US$22,0 miliar pada 2013.
Meningkatnya surplus transaksi modal dan finansial ini didorong oleh
kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia.
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TAHUN 2014
Di tengah proses pemulihan perekonomian global yang lebih
lambat dari perkiraan semula,
keseimbangan eksternal Indonesia pada triwulan IV 2014 terus mencatat
perbaikan ke arah yang lebih sehat.
·
Kinerja
ekspor nonmigas di triwulan laporan mencatat peningkatan dibanding triwulan
sebelumnya, melampaui kenaikan yang terjadi pada sisi impor nonmigas. Defisit
neraca perdagangan migas juga menyusut sebagai dampak dari melemahnya harga
minyak dunia.
·
Meningkatnya
surplus neraca pendapatan sekunder sesuai pola musimannya, ikut membantu
mengurangi tekanan defisit transaksi berjalan. Secara keseluruhan, defisit
transaksi berjalan menurun ke tingkat yang lebih sehat, yaitu dari USD7,0
miliar atau 2,99% dari PDB pada triwulan III-2014 menjadi USD6,2 miliar atau
2,81% dari PDB pada triwulan IV-2014.
·
Neraca
perdagangan migas akibat turunnya lifting migas di saat volume impor minyak
masih tinggi. Di sisi lain, persepsi investor yang positif terhadap prospek
perekonomian Indonesia dan imbal hasil yang masih menarik mendorong masuknya
aliran modal asing pada triwulan laporan. Namun, aliran modal masuk asing
tersebut sempat mengalami koreksi yang cukup tajam di bulan Desember 2014,
akibat meningkatnya kekhawatiran investor yang dipicu oleh membaiknya data
perekonomian AS dan rencana kenaikan Fed Fund Rate . Secara keseluruhan,
surplus transaksi modal dan finansial
triwulan IV2014 tercatat sebesar USD7,8 miliar, lebih rendah
dibandingkan dengan surplus sebesar USD14,7 miliar pada triwulan III-2014.
PERKEMBANGAN
GRAFIK NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
(PERIODE
2010-2014)
KESIMPULAN
Neraca
pembayaran merupakan suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi antara
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama
jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Neraca pembayaran mencakup
pembelian dan penjualan barang dan jasa, hibah dari individu dan pemerintah asing, dan transaksi finansial. Tujuan utama neraca pembayaran yaitu
untuk memberikan informasi kepada pemerintah tentang posisi keuangannya,
khususnya yang terkait dengan hasil praktek hubungan ekonomi dengan negara
lain. Neraca pembayaran juga dapat membantu dalam pengambilan keputusan bidang
moneter, fiskal, perdagangan dan pembayaran internasional. Dari
Tahun 2010 sampai 2014 Neraca Pembayaran Indonesia mengalami kondisi yang turun
naik. Neraca Pembayaran Indonesia juga mengalami perkembangan karena beberapa
faktor yaitu, 1) Perubahan
Kurs Devisa yaitu jika
neraca pembayaran defisit, maka kurs valuta asing mengalami kenaikan dan kurs
rupiah mengalami penurunan. Dan bila terjadi surplus, maka kurs valuta asing
mengalami penurunan dan kurs rupiah mengalami kenaikan, 2) Perubahan Harga yaitu
jika ekspor lebih besar daripada
impor berarti barang yang ada di dalam negeri sangat laku terjual di luar
negeri, maka harga barang dalam negeri menjadi meningkat, 3) Perubahan Tingkat Pendapatan yaitu
ekspor merupakan komponen pendapatan
nasional, sehingga berubahnya nilai ekspor akan mengakibatkan berubahnya
pendapatan nasional, 4) Perubahan
Tingkat Bunga yaitu jika investasi dari luar negeri banyak mengalir ke dalam negeri, maka
tingkat bunga yang berlaku rendah karena hubungan antara tingkat bunga dengan
tingkat investasi adalah berbanding terbalik. Sebaliknya, jika investasi yang
terjadi menurun, maka tingkat bunga yang berlaku tinggi dan faktor-faktor lainnya
seperti Pertumbuhan Ekonomi,
Perbaikan Ekonomi, Permintaan dunia yang semakin berkembang pesat, Produksi
Minyak yang meningkat, Kestabilan pasar keuangan dan lain-lain.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.bi.go.id/id/publikasi/neracapembayaran/Documents/Laporan_NPI_Tw%20I2015.pdf diakeses pada tanggal 10 Maret 2017 pukul
14.49 WIB
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjXleefucvSAhVIGZQKHeXBDJwQFggjMAE&url=http%3A%2F%2Fwww.bi.go.id%2Fid%2Fstatistik%2Fmetadata%2Fseki%2FDocuments%2F15NeracaPembayaranIndonesiaBPM6.pdf&usg=AFQjCNGv6K0Ii6uZH85bEYpxFngCI8F7hA&sig2=qI77Vr2eoJ8YTVAEu4v5Xg diakeses pada tanggal 10 Maret 2017
Pukul 14.49 WIB
https://khairunnisafathin.wordpress.com/2011/03/10/neraca-pembayaran/ diakses pada tanggal 10 Maret 2017 pukul 17.35 WIB
https://www.academia.edu/24115886/MAKALAH_NERACA_PEMBAYARAN_INDONESIAddiakses pada tanggal 10 Maret 2017 pukul 17.35 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar