PERKEMBANGAN EKONOMI DAERAH
PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013
Dosen: Antoni, SE., MM
Disusun Oleh:
Kelompok 4
Harits
Abdillah H (23216223)
Indah
Sari (23216496)
Jan
Piter Steven (23216669)
Lestari
Setia R (24216029)
Loucianna
Sianturi (24216096)
Kelas 1EB17
UNIVERSITAS GUNADARMA
2017
Kinerja perekonomian Jawa Timur (Jatim) pada tahun
2013 mencapai 6,55% (yoy), melambat dibanding 2012 (7,22%), namun
tetap lebih tinggi dari ekonomi nasional yang berada pada
level 5,78%. Sebagaimana diinformasikan pada
tabel berikut, pertumbuhan ekonomi Jatim dalam kurun waktu 8
tahun terakhir cenderung lebih tinggi dibandingkan nasional, kecuali pada tahun
2007 yang sedikit berada di bawah nasional. Jika diukur lebih lanjut, kinerja
perekonomian Jatim terus meningkat, sedangkan nasional mulai mengalami perlambatan
di tahun 2012.
Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga,
pemerintah dan kinerja investasi swasta Jatim menjadi sumber pendorong
pertumbuhan. Meningkatnya konsumsi rumah
tangga di tahun 2013 didorong perbaikan daya beli masyarakat seiring
bertambahnya kelompok usia produktif. Di sisi lain, pertumbuhan belanja
investasi pemerintah dan swasta pun meningkat di tengah upaya percepatan
pembangunan infrastruktur guna meningkatkan minat investor luar dan dalam
negeri, khususnya pada sektor industri pengolahan. Namun, transaksi perdagangan
Jawa Timur mengalami penurunan akibat melambatnya ekspor impor dalam negeri,
sedangkan luar negeri relatif tumbuh membaik. Di sisi lain, minat investasi
relatif membaik dengan diselesaikannya beberapa proyek infrastruktur besar
semisal Jalan Tol Mojokerto – Kertosono, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Pacitan, Sistem Penyediaan Air Minum (SPA), Pembangunan Rumah Susun Sederhana
Sewa (Rusunawa) serta Penyelesaian Tahap IV Jalan Lintas Selatan (JLS). Dengan
diresmikannya PLTU Pacitan menambah supply listrik di Jawa Timur sehingga
mendorong kondisi surplus energi yang berpotensi meningkatkan minat investasi khususnya
pembangunan pabrik Smelter di tahun 2014. Dari sisi pembiayaan, pertumbuhan
kredit perbankan pada kegiatan konsumtif masih lebih rendah dibandingkan
penyaluran kredit ke sektor produktif. Hal ini searah dengan kebijakan Bank
Indonesia yang menginginkan adanya peningkatan kredit pada sektor produktif,
sedangkan pertumbuhan kredit konsumtif diharapkan melaju pada level stabil
dengan tingkat prudential yang lebih baik.
Dari sisi penawaran, Dari sisi
penawaran, Dari sisi penawaran, Dari sisi penawaran, perlambatan ekonomi
disebabkan menurunnya kinerja 3 (tiga) perlambatan ekonomi disebabkan
menurunnya kinerja 3 (tiga) perlambatan ekonomi disebabkan menurunnya kinerja 3
(tiga) perlambatan ekonomi disebabkan menurunnya kinerja 3 (tiga) sektor utama.
sektor utama. sektor utama. sektor utama. Menurunnya luas lahan dan pergeseran musim
tanam turut mempengaruhi tingkat produktivitas hasil tani sehingga pada akhirnya
menekan pertumbuhan sektor pertanian. Di sisi lain, belum membaiknya transaksi
ekspor impor luar negeri dan penurunan marjin dunia usaha akibat kenaikan biaya
produksi turut mempengaruhi perlambatan sektor industri pengolahan serta sektor
perdagangan, hotel dan restoran.
Ditinjau dari sisi pembiayaan,
penyaluran kredit perbankan di Jawa timur kepada sektorsektor utama secara umum
terjaga stabil. Meskipun pertumbuhan kredit kepada sektor pertanian sejak
triwulan III 2013 mencatat perlambatan, namun diharapkan kondisinya terus
membaik mengingat optimisme pelaku usaha atas peningkatan produksi usaha
ditahun 2014. Sementara itu penyaliran kredit kepada sektor industri prngolahan
dan sektor perdagangan mencatat pertumbuhan yang relatif sama dan lebih stabil.
Terkait dengan hal tersebut diatas, upaya peningkatan pengolahan risiko pada
sektor utama menjadi tantangan dunia perbankan, utmanya sektor pertanian. Hal
tersebut diperlukan mengingat pentingnya dukungan pembiayaan dalam pengembangan
sektor pertanian dalam rangka peningkaan kethanan pangan daerah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar