Pengantar Bisnis
(Tanggung Jawab Social Suatu Bisnis)
Indah Sari / 23216496 / IT-022234
Tulisan
ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Bisnis. Dengan tulisan
ini diharapkan penulis dapat membedakan
tanggung jawab pengusaha dan etika bisnis terhadap masyarakat yang
menjadi tanggung jawab sosial suatu
bisnis. Adapun isi penulisan ini seputar Tanggung Jawab Social Suatu Bisnis dimana
di dalamnya terdapat beberapa sub yaitu:
1.
Benturan dengan kepentingan masyarakat
2.
Dorongan tanggung jawab social
3.
Etika Bisnis
4.
Bentuk-bentuk tanggung jawab social suatu bisnis
Untuk
mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan penulis menggunakan Metode tinjauan teori dari berbagai sumber
bacaan baik itu buku, majalah internet, dll.
Tanggung jawab Sosial suatu bisnis atau CSR
(Corporate Social Responsibility) dapat didefinisikan sebagai bentuk kepedulian
suatu bisnis terhadap lingkungan eksternal suatu bisnis melalui berbagai
kegiatan yang dilakukan dalam rangka penjagaan lingkungan, norma masyarakat,
partisipasi pembangunan, menjaga ketertiban serta berbagai bentuk tanggung
jawab sosial lainnya
Selain
definisi diatas masih ada definisi lain mengenai CSR yakni Komitmen perusahaan dalam
pengembangan ekonomi yang berkesinambungan dalam kaitannya dengan
karyawan beserta keluarganya, masyarakat sekitar dan masyarakat luas pada
umumnya, dengan tujuan peningkatan kualitas hidup mereka (WBCSD,
2002).
Juga
menurut Commission of The European Communities, 2001,
mendefinisikan CSR sebagai aktifitas yang berhubungan
dengan kebijakan-kebijakan perusahaan untuk mengintegrasikan
penekanan pada bidang sosial dan lingkungan dalam operasi bisnis
mereka dan interaksi dengan stakeholder .
CSR(Corporate Social Responsibility) berhubungan erat
dengan “pembangunan berkelanjutan“, di mana ada argumentasi bahwa suatu
perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak
semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan
atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan
lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang
1. BENTURAN DENGAN KEPENTINGAN
MASYARAKAT
Proses
produksi suatu suatu bisnis seringkali menyebabkan benturan kepentingan
(masyarakat dengan perusahaan). Terjadi pada berbagai tingkat perusahaan (besar,menengah,
maupun kecil). Benturan ini kerap kali terjadi karena perusahaan menimbulkan
polusi( udara, air, limbah, suara bahkan mental kejiwaan ), hal-hal bersifat
normatif dilanggar, ketertiban yang kurang dan berbagai hal lainnya.
Klasifikasi aspek pendorong tanggung jawab social dalam menunaikan tanggung
jawab social, perusahaan dituntut untuk menghindari etika bisnis.
Berikut
adalah contoh dari tindakan tidak etis atau tidak legal dalam sebuah manajemen
perusahaan :
- Penggunaan obat-obatan terlarang
- Pencurian oleh Para Pekerja atau Korupsi
- Konflik Kepentingan
- Pengawasan Kualitas atau Quality Control
- Penyalahgunaan informasi yang bersifat rahasia
- Penyelewengan dalam pencatatan keuangan
- Penyalahgunaan penggunaan asset perusahaan
- Pemecatan tenaga kerja
- Polusi Lingkungan
- Cara bersaing dari Perusahaan yang dianggap tidak etis
- Penggunaan pekerja atau tenaga kerja di bawah umur
- Pemberian hadiah kepada pihak-pihak tertentu yang terkait dengan pemegang kebijakan. dan lain sebagainya
Untuk
menjalankan tanggung jawab sosial, perusahaan dituntut untuk mengindahkan etika
bisnis.
Berikut
adalah hal-hal pendorong dilaksanakannya etika bisnis :
a.
Dorongan dari
pihak luar,
Dari lingkungan masyarakat seringkali menghadapi
kendala berupa adanya biaya tambahan yang kadang cukup besar bagi perusahaan
dan diperhitungkan biaya tambahan untung-rugi usaha.
b.
Dorongan dari
dalam bisnis itu sendiri,
sisi
humanism pebisnis yang melibatkan rasa,karsa,karya yang ikut mendorong
diciptakanya etika bisnis yang baik dan jujur. Penerapan prinsip manejemen
terbuka hubungan industrial pancasila, pengendalian mutu terpadu dengan gugus
kendali mutunya merupakan contoh penerapan manejemen yang berorientasi hubungan
kemanusian.
2. DORONGAN TANGGUNG JAWAB
SOCIAL
Klasifikasi
masalah sosial yang mendorong pelaksanaan tanggung jawab sosial pada sebuah
bisnis :
a. Penerapan
Manajemen Orientasi Kemanusiaan.
Prosedur administrasi serta jenjang kewenangan yang berbelit-belit
sering menyebabkan tekanan batin bagi para pebisnis maupun pihak lain yang
berhubungan. Hubungan yang kurang manusiawi pun kerap terjadi antara perusahaan
dengan pihak luar.
Penerapan manajemen akan menimbulkan hubungan yang serasi, selaras, dan
seimbang antara pelaku bisnis dan dari pihak luar. Manfaat tersebut adalah,
sebagai berikut :
·
Peningkatan modal kerja karyawan yang berakibat
membaiknya semangat dan produktivitas kerja.
·
Adanya partisipasi bawahan dan timbulnya rasa ikut
memiliki sehingga tercipta kondisi manajemen parsitipatif.
·
Penurunan absen karyawan yang disebabkan kenyamanan
kerja sebagai hasil hubungan kerja yang menyenangkan dan baik.
·
Peningkatan mutu produksi yang diakibatkan oleh
terbentuknya rasa percaya diri karyawan.
·
Kepercayaan konsumen yang meningkat dan merupakan
modal dasar bagi perkembangan selanjutnya dari perusahaan.
b. Ekologi dan Gerakan Pelestarian Lingkungan
Ekologi, yang menitikberatkan pada keseimbangan antara
manusia dan alam lingkungannya banyak dipengaruhi oleh proses produksi.
Contohnya, maraknya penebangan hutan sebagai bahan dasar industri, perburuan
kulit ular, penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak.
c. Penghematan Energi.
Pengurasan secara besar-besaran energi yang berasal dari SDA yang tidak
dapat dipengaruhi seperti batubara, minyak, dan gas telah banyak terjadi.
Kesadaran bahwa SDA tersebut tidak dapat diperbaharui telah mendorong
dilaksanakannya proses efisiensi serta mencari pengganti sumber daya tersebut,
yang diantaranya adalah pemanfaatan tenaga surya, nuklir, angin air serta laut.
d. Partisipasi pembangunan bangsa.
Kesadaran masyarakat pebisnis terhadap suksesnya pembangunan sangat
diperlukan. Dengan adanya kesadaran tersebut, akan membantu pemerintah untuk
menangani masalah pengangguran dengan cara ikut melibatkan penggunaan tenaga
kerja yang ada.
e. Gerakan konsumerisme.
Awal perkembangannya tahun 1960-an di Negara Barat yang berhasil
meberlakukan Undang-undang Perlindungan Konsumen.
Berikut
adalah Tujuan dari gerakan konsumerisme ini adalah :
·
Memperoleh perhatian dan tindakan nyata dari kalangan
bisnis terhadap keluhan konsumen
atas praktek bisnisnya.
·
Pelaksanaan strategi advertensi atau periklanan yang
realistic dan mendidik serta
tidak menyesatkan masyarakat.
·
Diselenggarakan panel-panel disuksi antara wakil
konsumen dengan produsen.
·
Pelayanan purna jual yang lebih baik.
·
Berjalannya proses public relation (PR) yang lebih
menitikberatkan pada kepuasan
konsumen
daripada promosi semata.
3. ETIKA BISNIS
Etika bisnis merupakan cara untuk
melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan
dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu
perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan
dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja,
pemegang saham, masyarakat.
Perusahaan
meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis
dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati
kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Etika Bisnis
dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan
menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan
dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.
a. Hubungan Antara Bisnis Langganan Dengan Konsumen
Merupakan pergaulan antara konsumen dengan produsen
dan paling banyak ditemui. Berikut beberapa contohnya :
·
Kemasan yang berbeda-beda menyulitkan konsumen untuk
membandingkan harga terhadap produk.
·
Kemasan membuat konsumen tidak dapat mengetahui isi
didalamnya sehingga diperlukan penjelasan tentang isi serta kandungan yang
terdapat didalam produk tersebut.
·
Promosi, terutama iklan merupakan gangguan etis yang
paling utama.
·
Pemberian servis dan garansi sebagai bagian dari
layanan purna jual.
b. Hubungan Dengan Karyawan
Bentuk hubungan ini meliputi : penerimaan (recruitment), latihan
(training), promosi, transfer, demosi, maupun pemberhentian (determination).
Dimana semua bentuk hubungan tersebut harus dijalankan secara objektif dan
jujur.
c. Hubungan Antar Bisnis
Merupakan hubungan yang terjadi diantara perusahaan, baik perusahaan
kolega, pesaing, penyalur, grosir, maupun distributornya.
d. Hubungan Dengan Investornya
Pemberian informasi yang benar terhadap investor maupun calon investor
merupakan bentuk hubungan ini. Sehingga dapat menghindari pengambilan keputusan
yang keliru.
e. Hubungan Dengan Lembaga-Lembaga Keuangan
Hubungan dengan lembaga keuangan terutama Jawatan Pajak pada umumnya
merupakan hubungan yang bersifat financial, berkaitan dengan penyusunan Laporan
Keuangan.Pelaksanaan tanggung jawab sosial merupakan penerapan dan pelaksanaan
kepedulian bisnis terhadap lingkungan serta mengikuti etika bisnis. Penerapan
etika bisnis adalah maksud dari konsep Stakeholder yang berlawanan dengan
konsep Stockholder.
4. BENTUK-BENTUK TANGGUNG
JAWAB SOCIAL SUATU BISNIS
Penjabaran dari kepedulian sosial
dari suatu bisnis berbentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial bisnis. Sejalan
dengan itu dapat dilihat bahwa semakin tinggi tingkat kepedulian sosial suatu
bisnis maka semakin meningkat pula pelaksanaan praktek bisnis etik masyarakat.
Beberapa
bentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial yang dapat kita temui di Indonesia
adalah :
- Pelaksanaan Hubungan Industrialis Pancasila (HIP)
Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) merupakan bentuk pelaksanaan yang telah
banyak dijalankan pengusaha dengan karyawannya dan dituangkan dalam buku.
Dimana diatur kewajiban dan hak masing-masing pihak. Beberapa contoh hak
karyawan adalah cuti, tunjangan hari raya, dan pakaian kerja.
- Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Penanganan limbah industri sebagai bagian dari produksi sebagai bentuk
partisipasi menjaga lingkungan.
- Penerapan Prinsip Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)
Penekanan pada faktor keselamatan
pekerja dengan menggunakan alat-alat yang berfungsi menjaga keselamatan,
seperti topi pengaman, masker pelindung, maupun pakaian khusus lainnya.
- Perkebunan Inti Rakyat (PIR)
Sistem perkebunan yang melibatkan
perkebunan besar milik negara dan kecil milik masyarkat. Perkebunan besar
berfungsi sebagai inti dan motor penggerak perkebunan dimana semua bahan
bakunya diambil dari perkebunan kecil disekitarnya yang berfungsi sebagai
plasma.
- Sistem Bapak Angkat-Anak Angkat
Sistem ini melibatkan pengusaha
besar yang mengangkat pengusaha kecil/menengah sebagai mitra kerja yang harus
mereka bina. Terkadang hal ini menyebabkan masalah kepada pengusaha besar. Oleh
karena itu, dibutuhkan kesadaran tinggi dalam pelaksanaannya.
KESIMPULAN
Tanggung
jawab sosial sudah menjadi aktivitas penting bagi setiap perusahaan dalam
menjalani suatu bisnis. Secara umum kegiatan tanggung jawab sosial merupakan
cara membangun kekuatan bisnis, dimana membutuhkan keseimbangan kesehatan
ekonomi, pasar, dan komunitas. Tanggung
jawab sosial merupakan cara membangun kemakmuran ekonomi. Artinya perusahaan
tidak terus menerus mengejar skala ekonomi yang besar dalam menjaga ketahanan
bisnis, namun harus peduli akan keseimbangan lingkungan sekitar khususnya
masyarakat.
Perusahaan
dalam hal
ini melihat tanggung jawab sosial sebagai cara mendukung pemerintah dalam
mencapai kemakmuran masyarakat. Perusahaan mencermati
bahwa konsep ini bukan sekedar konsep biasa yang semata-mata hanya ingin mempromosikan produk dan
usahanya. Melainkan tanggung jawab sosial harus terselenggara dengan niat yang
tulus dan apa adanya untuk kemajuan lingkungan dan masyarakat.
REFERENSI
http://www.linknet.co.id/ind/about-us/responsibility/corporate-responsibility
Tidak ada komentar:
Posting Komentar